FAKTOR RISIKO KEUANGAN
Faktor keuangan harus dipertimbangkan saat menilai
risiko Negara. Salah satu faktor keuangan yang paling jelas adalah perekonomian
Negara tersebut saat ini dan perkiraannya dimasa depan. Adapun pertumbuhan
ekonomi suatu Negara bergantung pada beberapa faktor keuangan yang sering
disebut Indikator Pertumbuhan Ekonomi.
Indikator
Pertumbuhan Ekonomi :
1.
Suku bunga
Suku bunga yang tinggi cenderung memperlambat
pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan produk MNC. Sebaliknya, suku bunga
yang rendah sering kali menstimulasi perekonomian dan meningkatkan permintaan
atas produk MNC.
2.
Kurs
Kurs dapat mempengaruhi permintaan ekspor suatu
Negara, yang selanjutnya akan memengaruhi produksi dan tingkat pendapatan
Negara tersebut. Mata uang yang kuat dapat mengurangi permintaan atas ekspor
dari Negara tersebut, meningkatkan volume impor produk oleh Negara tersebut,
dan karenanya mengurangi produksi dan pendapatan nasional Negara tersebut. Mata
uang yang lemah dapat menyebabkan arus keluar spekulatif dan mengurangi jumlah
dana yang tersedia untuk membiayai pertumbuhan usaha.
3.
Inflasi
Inflasi dapat memengaruhi daya beli konsumen dan
juga permintaan mereka atas produk MNC. Inflasi juga memiliki dampak tidak
langsung pada kondisi keuangan suatu Negara melalui pengaruhnya terhadap suku
bunga dan kurs mata uang Negara tersebut. Inflasi tinggi juga dapat mengarah
pada penurunan pertumbuhan ekonomi.
TEKNIK
UNTUK MENILAI REISIKO NEGARA
Setelah
suatu perusahaan mengidentifikasi seluruh faktor mikro dan makro yang perlu
dipertimbangkan dalam penilaian risiko suatu Negara, perusahaan tersebut
mungkin ingin mengimplementasikan sistem untuk mengevaluasi faktor tersebut dan
menentukan peringkat risiko suatu Negara. Berikut ini merupakan beberapa teknik
yang umum digunakan :
1)
Pendekatan Daftar Isian
Pendekatan daftar isian (checklist) melibatkan membuat penilaian atas seluruh faktor
politik dan keuangan (baik makro maupun mikro) yang memiliki kontribusi dalam
penilaian risiko Negara oleh suatu perusahaan. Peringkat dibuat pada daftar
berbagai faktor keuangan dan politik, dan peringkat ini lalu dikonsolidasikan
untuk memperoleh penilaian risiko Negara secara keseluruhan. Beberapa faktor
(seperti pertumbuhan PDB riil) dapat
diukur dari data yang tersedia, sementara data lain(seperti kemungkinan
terjadinya perang) harus diukur secara subyektif.
Tersedia sejumlah besar informasi
mengenai suatu Negara di internet. Informasi ini dapat digunakan untuk membuat
peringkat dari berbagai faktor yang digunakan untuk menilai risiko Negara. Faktor
ini lalu dikonversi menjadi beberapa peringkat numerik untuk menilai Negara
tertentu. Faktor yang dianggap memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap
risiko Negara harus diberikan bobot yang lebih tinggi.
2)
Teknik Delphi
Teknik Delphi melibatkan pengumpulan opini
independen mengenai risiko Negara tanpa melakukan diskusi kelompok dari para
penilai (seperti karyawan atau konsultan luar) yang memberikan opini. Meskipun
teknik Delphi dapat bermanfaat, namun teknik ini berdasarkan opini subjektif
yang akan berbeda bagi tiap penilai.
3)
Analisis kuantitatif
Setelah variabel keuangan dan politik diukur
untuk suatu periode waktu, model analisis kuantitatif dapat digunakan untuk
mengidentifikasi kerakteristik yang memengaruhi tingkat risiko Negara.
Misalnya, analisis regresi dapat digunakan untuk menilai risiko,karena analisis
ini dapat mengukur sensitivitas satu variabel terhadap variabel lain.
Meskipun model kuantitatif dapat
mengukur dampak variabel lain terhadap variabel lain secara kuantitatif, namun
model ini tidak selalu dapat memberikan indikasi adanya masalah pada suatu
Negara sebelum masalah tersebut terjadi (terutama sebelu keputusan perusahaan
untuk melaksanakan proyek di Negara tersebut). Model ini juga tidak dapat
mengevaluasi data subjektif yang tidak selalu dapat dinyatakan secara
kuantitatif. Selain itum tren historis dari berbagai karakteristik Negara tidak
selalu bermanfaat untuk mengantisipasi krisis yang akan datang.
4)
Kunjungan pemeriksaan
Kunjungan pemeriksaan melibatkan kunjungan ke
suatu Negara dan pertemuan dengan pegawai tinggi Negara, eksekutif bisnis,
dan/atau konsumen. Pertemuan seperti ini dapat mengklarifikasikan beberapa
opini perusahaan yang tidak pasti mengenai suatu Negara. Memang beberapa variabel,
seperti hubungan antarnegara mungkin sulit untuk dinilai tanpa kunjungan ke
Negara setempat.
5)
Kombinasi berbagai teknik
Penelitian dari 193 perusahaan yang banyak
melakukan bisnis asing menemukan bahwa lebih dari separuh perusahaan tersebut
tidak memiliki metode formal untuk menilai risiko Negara. Namun hal ini tidak
berarti bahwa mereka mengabaikan penilaian risiko Negara, namun lebih berarti
bahwa tidak ada metode yang paling unggul untuk digunakan. Akibatnya, banyak
MNC menggunakan berbagai teknik, bisa menggunkan pendekatan daftar isian untuk
membuat peringkat risiko Negara secara
menyeluruh lalu menggunakan teknik Delphi, analisis kuantitatif, dan kunjungan
pemeriksaan untuk memberikan peringkat atas berbagai faktor tersebut.
No comments:
Post a Comment