Rekrutmen, Seleksi dan Orientasi SDM
Perekrutan merupakan suatu proses
mencari tenaga kerja serta memberikan suatu harapan dari mereka untuk melamar
pekerjaan pada perusahaan. Proses penarikan dimulai ketika para peramal dicari
dan berakhir bila lamaran mereka diserahkan ke perusahaan. Proses penarikan
sangat penting karena kualitas SDM dalam perusahaan tergantung dari kualitas
penarikannya. Penarikan SDM dapat ditentukan dari berbagai sumber dan tertarik
tidaknya calon pelamar untuk memasukkan lamarannya ke perusahaan ditentukan
oleh beberapa faktor, sebagai berikut:
1.
Faktor
bebas jasa
2.
Status
karyawan
3.
Spesifikasi
pekerjaan
4.
Kesempatan
mengembangkan karir
5.
Metode
penarikan
6.
Soliditas
atau kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan
7.
Peraturan
perburuhan
Sumber dan Evaluasi Rekrutmen SDM
Dalam memilih sumber penarikan SDM
perlu dipikirkan secara matang dan mendapat prioritas utama bagi manajer SDM
dalam menentukan sumber tenaga kerja. Pada dasarnya sumber penarikan sumber
daya manusia ada dua, yaitu dari dalam dan dari luar perusahaan.
1.
Penarikan SDM dari Dalam Perusahaan
Penarikan SDM
dari dalam perusahaan merupakan kebijakan penarikan SDM yang lebih mengutamakan
atau memberikan kesempatan yang lebih banyak bagi karyawan yang sudah ada dalam
perusahaan. Penarikan dari dalam perusahaan dapat dilakukan dengan cara
berikut.
1. Promosi, pemindahan, rotasi, atau
mutasi
2. Penempatan yang berasal dari
cabang-cabang
3. Personalia dalam masa percobaan,
magang atau bekerja sementara.
4. Penempatan kembali karyawan yang
sudah bebas kerja.
5.
Penempatan
kembali karyawan yang sudah pensiun.
2.
Penarikan SDM dari Luar
Perusahaan
Penarikan SDM
dari luar perusahaan merupakan kebijakan penarikan SDM yang lebih mengutamakan
atau memberikan kesempatan kepada masyarakat luas. Cara ini ditempuh oleh
perusahaan, karena tenga kerja yang ada di dalam perusahaan dianggap tidak
memenuhi syarat untuk mengisi jabatan dari dalam perusahaan. Penarikan SDm dari
luar perusahaan dapat dilakukan melalui cara berikut.
1.
Pelamar
langsung. Yaitu pelamar datang langsung ke perusahaan dengan membawa surat
lamaran pekerjaan.
2. Rekomendasi dari karyawan yang sudah
bekerja. Ini berarti calon pelamar sudah mengenal karyawan dalam perusahaan
yang akan dimintai rekomendasi.
3. Iklan. Pemasangan iklan biasanya
dilakukan pada media cetak atau surat kabar yang mudah didapat dan dibaca
masyarakat.
4. Kantor penempatan tenaga kerja. Di
Indonesia kantor penempatan tenaga kerja ditangani oleh departemen tenaga
kerja. Di samping itu ditangani juga oleh pihak swasta sebagai bursa tenaga
kerja.
5. Lembaga pendidikan yaitu menarik SDM
melalui lembaga-lembaga pendidikan atau sekolah.
6. Organisasi atau serikat pekerja.
Perusahaan dapat menarik tenaga kerja dengan keterampilan tertentu melalui
organisasi karyawan atau serikat pekerja yang ada di perusahaan.
7. Lembaga penyalur tenaga kerja.
8. Penarikan dari perusahaan lain atau
membajak. Dewasa ini sering terjadi perpindahan karyawan dari satu perusahaan
ke perusahaan lain yang dianggap menjanjikan balas jasa yang lebih tinggi dan
lebih baik.
9. Penarikan SDM langsung ke tempat asal
mereka. Suatu cara penarikan SDM yang biasanya dilakukan oleh perusahaan untuk
mendapatkan tenaga kerja kasar, seperti buruh bangunan, buruh perkebunan dan
sejenisnya adalah mendatangi langsung sumber asal dari tenaga kerja tersebut.
10. Nepotisme adalah cara penarikan SDM
lewat sanak keluarga family terutama pada perusahaan kecil, perseorangan dan
perusahaan milik keluarga.
Tidak semua perusahaan berhasil
dengan baik dalam proses penarikan SDM. Oleh karena itu sumber-sumber penarikan,
baik dari dalam maupun dari luar perusahaan senantiasa harus dievaluasi untuk
mendapatkan tenaga kerja yang cakap, disiplin, dan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan. Keberhasilan program penarikan SDM dapat dinilai dengan melihat
berbagai kriteria yakni 1) banyaknya pelamar yang memasukan lamarannya ke
perusahaan, 2) banyaknya pelamar yang diterima, 3) banyaknya penempatan
karyawan yang berhasil dalam melaksanakan tugas pekerjaannya.
Proses Seleksi SDM
Seleksi merupakan pemilihan tenaga kerja yang telah tersedia dengan
tujuan untuk mendapatkan tenaga kerja yang memenuhi persyaratan jabatan yang
telah ditetapkan. Ada dua cara dalam mengadakan seleksi yaitu seleksi berdasarkan
ilmu pengetahuan dan seleksi berdasarkan tidak ilmu pengetahuan.
1. Cara Seleksi Berdasarkan Ilmu Pengetahuan
Merupakan cara seleksi yang
mendasarkan pada data yang diperoleh dari persyaratan jabatan. Seleksi ilmiah
didasarkan pada hal-hal berikut.
·
Metode
kerja yang sistematis
·
Berdasarkan
pada syarat jabatan
·
Berorientasi
pada prestasi kerja
·
Berorientasi
pada kebutuhan riil tenaga kerja
·
Berpedoman
pada peraturan dan ketentuan yang berlaku
2. Cara Seleksi Berdasarkan Non Ilmiah
Dalam cara seleksi non ilmiah pada
umumnya mengutamakan data atau informasi yang diperoleh dari surat lamaran
sampai dengan referensi atau rekomendasi dari pihak yang dipercaya. Seleksi non
ilmiah dinilai berdasarkan faktor subyektif seperti:
·
Bentuk
tulisan dalam surat lamaran
·
Cara
berbicara dalam wawancara
·
Tampang
penampilan
Cara seleksi non ilmiah ini hasilnya
agak sulit dipertanggung jawabkan, sebab calon tenaga kerja yang tulisannya
jelek, cara berbicara yang kurang lancar belum tentu mengindikasikan orang
bodoh atau tidak cocok memegang suatu jabatan tertentu.
Kendala Seleksi SDM
Walaupun proses seleksi telah
berjalan dengan baik sesuai dengan tahapan seleksi, namun tidak lepas dari
berbagai kendala yang dihadapi. Dalam mengadakan seleksi manajer akan
menghadapi empat tantangan atau kendala sebagai berikut.
1. Tantangan Supplay Tenaga Kerja
Membludaknya para pelamar
mendaftarkan diri pada perusahaan yang membuka lowongan kerja, tidak menjamin
lowongan kerja akan terisi seluruhnya. Keterbatasan ini menyebabkan perusahaan
tidak leluasa memilih calon tenaga kerja yang dianggap terbaik.
2. Tantangan Ethis
Masalah ini merupakan salah satu
tantangan bagi manajer SDM, keputusan seleksi sangat dipengaruhi oleh hubungan
keluarga, pemberian komisi dari kantor penempatan tenaga kerja, atau karena
suap dari pelamar dan adanya surat sakti dari pejabat untuk meloloskan salah
satu calon tenaga kerja.
3. Tantangan Organisasional
Tantangan ini merupakan keterbatasan
dalam perusahaan seperti anggaran pengadaan SDM, keterbatasan waktu, dan
tenaga.
4.
Tantangan Kesamaan Kesempatan
Di berbagai Negara
atau masyarakat masih saja terdapat praktek diskriminasi dilihat dari warna
kulit, asal daerah, golongan kasta, jenis kelamin, latar belakang sosial, dan
sebagainya. Ssecara etika dan moral tentunya praktek diskriminasi tidak dapat
dibenarkan.
Faktor yang Mempengaruhi Penempatan
Dalam rangka menempatkan SDM yang telah diangkat atau lulus dari seleksi,
manajer SDM harus mempertimbangkan beberapa faktor yang memungkinkan sangat
berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karena itu, sebelum
menempatkantenaga kerja di tempat mereka bekerja terlebih dahulu
mempertimbangkan beberapa faktor sebagai berikut.
1.
Latar Belakang Pendidikan
Latar
belakang pendidikan memilliki kaitan erat dengan hasil seleksi yang telah
dilaksanakan oleh manajer SDM. SDM yang memiliki latar pendidikan tertentu
biasanya akan terlihat prestasinya pada seleksi tentang bidang yang
dikuasainya. Dengan kata lain hasil seleksi dapat memperkuat dan meyakinkan
manajer SDM untuk menempatkan orang yang bersangkutan pada tempat yang tepat.
2.
Pengalaman Kerja
Pengalaman kerja pada pekerjaan yang
sama yang telah dialami sebelumnya perlu mendapat perhatian dan pertimbangan
dalam penempatan tenaga kerja. Kenyataan menunjukan bahwa adanya kecendrungan
makin lama bekerja makin banyak pengalaman yang dimiliki oleh tenaga kerja yang
bersangkutan. Pengalaman kerja yang dimiliki seseorang biasanya lebih dikagumi
daripada pendidikan yang menjulang tinggi, karena penglaman kerja merupakan
modal utama bagi seseorang untuk memulai suatu bidang pekerjaan. Tenaga kerja
yang hanya mengandalkan tingkat pendidikan dan gelar yang banyak disandangnya
belum tentu mampu mengerjakan tugas dan pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
Ini disebabkan teori yang diperoleh di bangku kuliah kadang-kadang berbeda dengan
praktek di lapangan kerja. Oleh sebab itu tenaga kerja yang sudah mempunyai
pengalaman, memiliki peluang yang lebih besar untuk lulus seleksi dan
memerlukan waktu yang sedikit untuk penyesuaian dengan pekerjaan barunya.
3.
Kesehatan Fisik dan Mental
Pekerjaan
yang berat dan berbahaya hanya mungkin dikerjakan oleh orang-orangyang
mempunyai fisik sehat dan kuat. Demikian juga pekerjaan yang memerlukan tingkat
kejujuran yang tinggi diperlukan orang-orang yang memiliki mental yang sehat.
Apabila tingkat kesehatan fisik dan mental tenaga kerja kurang diperhatikan
dalam penempatan mereka, tentu akan menimbulkan berbagai permasalahan.
4.
Status Perkawinan
Mengetahui
status perkawinan tenaga kerja adalah hal yang sangat penting. Selain untuk
kepentingan tenaga kerja, juga sebagai bahan pertimbangan manajer tenaga kerja
dalam menempatkan tenaga kerja yang bersangkutan
5.
Faktor Umur
Dalam rangka
penempatan tenaga kerja, faktor usia kerja yang lulus dalam seleksi perlu
mendapatkan pertimbangan. Hal ini untuk menghindarkan rendahnya produktivitas
tenaga kerja yang bersangkutan.
6.
Faktor Jenis Kelamin
Jenis kelamin
tenaga kerja perlu menjadi bahan pertimbangan dalam penempatannya. Untuk
pekerjaan yang membutuhkan gerak fisik tertentu seperti satpam, tukang kebun,
pesuruh yang lebih cocok adalah tenaga kerja pria. Sedangkan untuk pekerjaan
sekretaris, loket pelayanan, kasir, penerima tamu, operator telepon lebih cocok
adalah wanita.
7.
Minat
dan Hoby
Dalam
menempatkan tenaga kerja perlu ditimbangkan minat dan hoby yang bersangkutan.
Bagi tenaga kerja yang melaksanakan tugas dan pekerjaan sesuai dengan minat dan
hobinya akan bersedia bekerja walaupun penuh dengan tantangan dan rintangan dan
bahkan berani mengorbankan apa yang ada pada dirinya untuk pekerjaan. Oleh
karena itu, diusahakan agar menempatkan tenaga kerja sesuai dengan minat dan
hobinya.
Orientasi SDM
Orientasi merupakan kegiatan yang dilaksanakan dengan
maksud untuk memperkenalkan tenaga kerja baru dengan tenaga kerja lama atau
manajemen secara menyeluruh sesuai dengan hirarkhi perusahaan. Dalam masa
orientasi atau masa perkenalan kepada tenaga kerja baru diberikan gambaran atau
kesan yang baik tentang perusahaan. Orientasi merupakan suatu proses untuk
mengetahui dan mengenal tempatnya dalam totalitas hubungan pekerjaan, ruang
lingkup perusahaan, dan berbagai macam kebijakan perusahaan yang harus ditaati
oleh tenaga kerja baru. Program orientasi sangat penting dilakukan pada tenaga
kerja baru, karena merupakan suatu proses penyesuaian diri terhadap ruang
lingkup kerja d perusahaan.
Daftar Pustaka
1.
Mudiartha
Utama, Mujiati, Ardana. 2001. Buku Ajar
Manajemen Sumber Daya Manusia, UPT Penerbit Universitas Udayana.
2.
Dessler,
Gary. 2010. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Edisi kesepuluh, Jakarta. PT. Indeks.
No comments:
Post a Comment