Pages

Saturday, March 24, 2012

Perubahan di Bidang Industri Perbankan


   Dalam era globalisasi yang didukung oleh perubahan yang cepat dalam bidang teknologi informasi maka akan mempengaruhi juga kebijakan perbankandi pengelolaan asset dan liabilities, termasuk manajemen lembaga keuangan atau perbankan itu sendiri, karena jika tidak terjadi penyesuaian maka bank yang bersangkutan akan tenggelam dalam era persaingan yang juga semakin ketat saat ini.

Perubahan di Bidang Industri Perbankan
1.      Modernisasi
Kecenderungan bank-bank saat ini mengutamakan peningkatan feebase-income baik melalui sarana pasar uang maupun pasar modal ataupun bunga dari aktivitasnya money market dan fee atas jasa-jasa yang diberikan seperti advisting L/C, penerbitan bank garansi, kartu kredit, serta jasa bank lainnya
2.      Deregulasi
1 Juni 1983
Kebijakan deregulasi ini dikeluarkan oleh pemerintah untuk sektor moneter khususnya perbankan. Di dalam deregulasi ini terdapat 3 hal yaitu:
·         Peningkatan daya saing bank pemerintah.
·         Penghapusan pagu kredit.
·         Pengaturan deposito berjangka.
Dengan adanya deregulasi tersebut, bank pemerintah bebas menentukan suku bunga deposito dan kredit karena pada saat itu suku bunga yang ditawarkan oleh bank swasta lebih tinggi yaitu sebesar 18% sedangkan bank pemerintah sebesar 14-15%. Hal tersebut dimaksudkan agar masyarakat yang memiliki dana yang tidak terpakai menjadi tertarik untuk menyimpan dananya di bank pemerintah.

 27 Oktober 1988
Paket deregulasi ini merupakan aturan paling liberal yang diberikan oleh pemerintah di bidang perbankan. Kebijakan yang diberikan pemerintah antara lain:
·         Mendorong perluasan jaringan keuangan dan perbankan ke seluruh wilayah Indonesia serta diversifikasi sarana dana.
·         Kemudahan pendirian bank swasta baru, pembukaan kantor cabang baru, pemberian izin penerbitan sertifikat deposito bagi lembaga keuangan bukan bank, serta perluasan tabungan.
·         Penurunan likuiditas wajib minimum dari 25% menjadi 2%.
·         Penyempurnaan open market operation.



28 Februari 1991
Pemerintah mengeluarkan paket kebijakan deregulasi ini yang merupakan kelanjutan dari Pakto 88. Isinya sebagai berikut
·         Ketentuan pengaturan perbankan dengan prinsip prudential.
·         Pengawasan dan pembinaan kredit dilakukan dalam rangka mewujudkan sistem perbankan yang sehat dan efisien.
·         Pemisahan antara kepemilikan bank dan manajemen bank secara professional.

29 Mei 1993
Paket deregulasi ini menyangkut beberapa hal, yaitu:
·         Memperlancar kredit perbankan bagi dunia usaha.
·         Mendorong perluasan kredit dengan berpedoman pada asas-asas perkreditan yang sehat, mendorong perbankan untuk menangani masalah kredit macet, mengendalikan pertumbuhan jumlah uang beredar & kredit perbankan dalam batas aman bagi stabilitas ekonomi.
·         CAR (Capital Adequacy Ratio)/ rasio kecukupan modal diperlonggar.
·         Pencanangan akan konsep kehati-hatian terhadap pengelolaan bank yang lebih menekankan kepada kualitas dalam pemberian kredit melalui penilaian kembali terhadap aktiva produktif bank-bank di Indonesia.
3.      Privatisasi
Phenomena pada negara-negar baik yang masih developing maupun developed countires mendorong bank-bank BUMN untuk menuju ke perusahaan public, dimana bank dituntut untuk meningkatkan SDM, lebih transparan, dan menyempurnakan tata kerjanya.
4.      Internasionalisasi
Dunia sudah tidak terbatas lagi dalam bisnis, sehingga menuntut dunia perbankan di Indonesia juga untuk berperan sabagai pemain utama dalam era globalisasi.
5.      Securitization
Faktor jaminan keamanan sangant mempengaruhi performa dari setiap bank. Pihak otoritas moneter dan manajemen bank harus dapat membuat kebijakan yang dapat membuat kebijakan yang meminimalisir risiko yang timbul agar masyarakat merasa aman bahwa dananya dapat ditarik setiap saat sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan.
6.      Customer’ Sophistication
Market oriented yang dilakukan bank mengandung makna demi kepuasan para nasabah. Kondisi ini telah memaksa bank untuk mengeluarkan biaya lebih tinggi dibanding sebelumnya dan hal ini juga memaksa kalangan perbankan untuk lebih inovatif dalam menekan cost dan meningkatkan income.


7.      Pemenuhan Kebutuhan Modal Minimum atau Capital Adequacy Ratio (CAR)
Setiap Bank yang beroperasi diwajibkan untuk memenuhi kebutuhan pemenuhan modal minimum bank atau capital adeque ratio disingkat CAR. Pemenuhan kebutuhan modal minimum dipengaruhi oleh cara perhitungan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR), besarnya modal yang dimiliki bank, besarnya penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) dan laba yang dihasilkan atau rugi yang diderita oleh bank

Risiko Dalam Assets dan Liability Manajemen
            Dalam kegiatan pengelolaan manajemen dana pada bank terdapat beberapa risiko yang mungkin terjadi antara lain:
·         Liquidity Risk
·         peningkatan asset akibat dari kreasi aktivitas liabilities
·         usaha peningkatan penggunaan money market funding
·         harus ideal dengan semakin volatilenya liabilities
·         Interest Rate Risk Profile
·         tingginya biaya dana yang didasarkan atas pergerakan pasar
·         tingginya tingkat perubahan suku bunga
·         adanya pertumbuhan dari sumber dana internasional yang semakin meningkat
·         Currency Risk
·         pengambilan posisi oleh bank-bank akan semakin meningkat
·         naiknya exchange rate volatility
·         menurunnya peranan Bank Indonesia dalam menentukan rates
·         perkenalan atas produk baru
·         Loan Pricing Risk
·         Persaingan semakin tajam, baik pada deposito maupun kredit
·         Increasing differentiation of borrower risk level
·         Dampak atas keputusan pricing pada liquity sensitive yang meningkatkan pada bank-bank dan interest maturity gap position
·         Default Risk
·         Kegagalan usaha nasabah
·         Krisis ekonomi yang berkepanjangan
·         Kondisi politik yang tidak stabil
·         Belum adanya law enforcement
·         Ketidak cukupan agunan dari debitur






Perlunya Penyempurnaan Assets and Liability Management
1.      Proses untuk memanage risiko
Proses assets and liability management bank-bank semakin kompleks sehingga hal tersebut harus berjalan secara mulus untuk menjamin kebenaran atas analisis yang dibuat.
2.      Assets dan Liabilities
Sesuai dengan prioritas penggunaannya maka asset bank umumnya terdiri atas:
·         Kas
·         Giro pada Bank Indonesia
·         Giro pada bank lain
·         Penempatan pada bank lain
·         Surat-surat berharga
·         Kredit yang diberikan
·         Investment
·         Aktiva tetap
·         Rupa-rupa aktiva

Dari sisi liabilities bank terbagi menjadi tiga:
·        Dana pihak ketiga
ü  Giro (nasabah)
ü  Tabungan
ü  Deposito berjangka
ü  Sertifikat deposito berjangka
ü  Kewajiban segera lainnya
·        Dana pihak kedua
ü  Instrument money market yaitu surat-surat berharga yang diterbitkan kurang dari saatu tahun seperti commercial paper dan promissory notes
ü  Instrument pasar modal yaitu surat berharga yang diterbitkan dengan jangka waktu lebih dari satu tahun seperti obligasi.
·        Dana pihak pertama
ü  Dana yang berasal dari pemilik berupa modal dan hasil usaha bank

Kebijakan dan Tujuan
            Dalam menentukan kebijakan dan tujuannya, bank akan selalu dikaitkan dengan kondisi dan karakteristik eksternal seperti economic condition, regulation trend,banking power dan kondisi karakteristik internal perusahaan seperti risk apptite, business mix, business concentration.
Pentingnya Assets dan Liability Management
            Terdapat tiga tahap pendekatan yaitu
1.      Tahap I (general)
Yang secara garis besar dikelompokan menjadi: asset management, liability management dan capital management

2.      Tahap II (specific)
Pada tahap ini pengelompokannya lebih spesifik dengan komposisi sebagai berikut:
·        Reserve position asset management
·        Liquidity management
·        Investment management
·        Loan management
·        Fixed management
3.      Tahap III (balance sheet generates the income and expense)
Dalam tahap ini untuk melihat kemampuan bank dalam menghasilkan keuntungan dengan formula profit = revenue – interest cost – overhead – taxes. Kebijakan untuk mencapai tujuan tersebut dengan melakukan:
·        Spread management
·        Control of “burden”
·        Liquidity management
·        Capital management
·        Tax management
·        Management of off balance sheet activities

Laporan Keuangan Bank
1.      Laporan keuangan bank umum terdiri dari:
·        Neraca
·        Perhitungan laba rugi dan saldo laba
·        Komitmen dan kontijensi
·        Perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum
·        Kualitas aktiva produktif dan informasi lainnya
·        Transaksi valuta asing dan derivative
·        Perhitungan rasio keuangan
·        Pemberian kredit dari badan penyehatan perbankan nasional

2.      Laporan keuangan Bank Indonesia
·        Neraca
·        Laporan surplus dan defisit

No comments:

Post a Comment