Perusahaan multinasional awalnya
adalah perusahaan domestic, dengan tingkat pertumbuhannya yang semakin tinggi,
peluang pasar yang dihadapi semakin besar, maka perusahaan akan melakukan
ekspansi ke negara lain atau go internasional. Motivasi perusahaan go
international meliputi:
1.
Memperluas
pasar
2.
Penggunaan
bahan baku dari negara asing,
3.
Untuk
mempertahankan kelangsungan suplai bahan baku dari berbagai Negara,
4.
Penggunaan
teknologi asing
5.
Peningkatan
efisiensi produksi
6.
Menghindari
hambatan politik dan peraturan pemerintah
7.
Fluktuisasi
foreign exchange market
8.
Diversifikasi
international
Perbedaan manajemen keuangan
multinasional dengan manajemen keuangan domestic terletak pada skup bisnis yang
dilaksanakan. Perbedaan tersebut menjadi inti munculnya kondisi-kondisi yang
tidak terdapat pada manajemen keuangan domestic seperti:
1.
Perbedaan
denominasi mata uang. Aliran kas dari anak perusahaan di berbagai negara
terdiri atas mata uang yang berbeda. Dengan demikian analisis nilai tukar dan
pengaruh perubahan nilai mata uang harus diperhatikan
2.
Ramifikasi
legal dan ekonomi, setiap negara dimana perusahan beroperasi mempunyai
institusi ekonomi dan politik yang berbeda, dan perbedaan ini menimbulkan
masalah yang serius bagi holding company.
3.
Perbedaan
bahasa, kemampuan berbahasa yang baik memungkinkan untuk melakukan penetrasi
pasar dengan mudah
4.
Perbedaan
budaya, perusahaan multinasional harus mempertimbangkan faktor budaya terutama
dalam penentuan tujuan, ketenaga kerjaan, dan kemampuannya untuk memperoleh
profit yang wajar.
5.
Peranan
pemerintah, memilki peran dalam menciptakan aturan dasar dan partisipasi yang
minim. Kondisi seperti ini mudah dijumpai di beberapa negara maju, tetapi
dibanyak negara berkembang peran pemerintah begitu besar dalam transaksi
international.
6.
Risiko
politik, adalah kumungkinan bahwa perusahaan multinasional diambil alih oleh
negara dimana perusahaan itu berada.
Perdagangan foreign exchange pada
nilai tukar mata uang selain memiliki kuotasi langsung dan tidak langsung,
dalam perdagangannya memiliki harga (rate) yaitu spot rate dan forward rate.
Dimana spot rate merupakan besarnya nilai tukar dengan penyerahan segera dan
forward rate menunjukan besarnya nilai tukar yang disepakati sekarang dimana
transaksinya akan dilakukan pada tanggal tertentu.
Penganggaran modal perusahaan
multinasional pada dasarnya sama dengan perusahaan domestic. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam penganggaran modal perusahaan multinasional adalah:
1.
Estimasi
aliran kas, perusahaan multinasional memiliki anak perusahaan atau subsidiary
di berbagai negara. Masing-masing subsdiary memiliki memililki pembukuuan yang
terpisah dengan induknya uang didenominasi dengan mata uang negara dimana
negara subsidiariesnya berada.
2.
Konversi
nilai mata uang induk perusahaan. Aliran kas yang dibawa pulang ke induknya
harus dikonversikan dalam mata uang induk perusahaan.
3.
Pajak
ganda. Beberapa negara melarang adanya aliran kas besar-besaran ke negara lain.
4.
Penentuan
discount rate yang tepat akan lebih sulit bagi perusahaan multinasional.
Penentuan cost of capital untuk investasi di negara lain mungkin berbeda dengan
cost of capital didalam negeri,karena risiko investasiyang dihadapi lebih
tinggi.
Manajemen modal kerja perusahan
multinasional perusahaan multinasional pada prinsipnya sama dengan perusahan
domestik, secara umum memilki tujuan:
1.
Mempercepat
pengumpulan piutang dan memperlambat pembayaran kewajiban jangka pendek,
sehingga diperoleh net float yang maksimum.
2.
Mengalokasikan
dana secara optimal dari bagian yang kurang membutuhkan ke bagian yang
membutuhkan.
3.
Memperoleh
profit yang maksimum untuk investasi kelebihan dana jangka pendek.
Permasalahan manajemen modal kerja
perusahaan multinasional meliputi 1) manajemen kas yang dihadapi berkaitan
dengan adanya perturan dari negara perusahaan subsidiraiesnya tentang batasan
dana yang dapat di transfer ke perusahan induk dn batasan dana yang
dipergunakan untuk membeli bahan baku atauperalatan ke negara dimana perusahaan
induk berada. 2) Manajemen piutang dimana adanya risiko nilai tukar terutama
berkaitan dengan melemahnya nilai tukar mata uang yang mendenominasi penjualan
kredit yang telah dilakukan. 3) manajemen persediaan berkaitan tentang lokasi
secara geografis berbeda
makasih ya buat postingannya
ReplyDelete