Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Struktur Modal
1.
Tingkat penjualan; perusahaan dengan
penjualan yang relatif stabil dapat menggunakan utang lebih besar daripada
perusahaan penjualan yang tidak stabil. Seperti halnya beberapa perusahaan jasa, secara historis penjualannya relatif
lebih stabil, sehinga dapat menggunakan leverage yang lebih besar daripada pen manufaktur.
2. Struktur asset; perusahaan dengan
struktur asset fleksibel yang cenderung menggunakan leverage lebih besar daripada perusahaan yang struktur assetnya tidak fleksible.
Sebagai contoh perusahaan real estate cenderung memiliki leverage lebih besar
dibandingkan perusahaan yang bergerak dibidang penelitian teknologi.
3. Tingkat pertumbuhan
perusahaan; apabila faktor lain sama perusahaan yang
memiliki tingkat pertumbuhan tinggi cenderung akan menggunakan sumber dana dari luar.
Alasan lain adalah biaya emisi saham biasanya lebih mahal jika dibandingkan biaya pengeluaran
obligasi.
4. Profitabilitas dan
pajak; perusahaan dengan profitabilitas tinggi akan menggunakan utang
yang lebih kecil karena perusahaan mampu menyediakan dana yang cukup melalui laba
ditahan. Selain itu karena pembayaran bunga merupakan pengurang pajak, maka
semakin tinggi tingkat pajak perusahaan semakin besar leverage perusahaan.
5.
Attitude management; karena tak seorangpun
dapat membuktikan bahwa satu struktur modal akan mengakibatkan harga saham
lebih tinggi
dari struktur modal yang lain, maka manajemen dapat menetukan sesuai dengan
penilaian mereka sendiri tentang struktur modal yang tepat. Beberapa manajemen cenderung menggunakan utang yang lebih besar sementara lain sebaliknya.
6.
Kondisi intern perusahaan; perusahaan
suatu saat perlu menanti saat yang tepat untuk mengeluarkan saham atau obligasi tergantung
atas
kondisi intern. Sebagai contoh perusahaan berhasil dalam penelitian dan
pengembangan produk baru dan diperkirakan akan mendatangkan keuntungan yang
cukup besar. Tetapi karena investor belum dapat mengantisipasi keuntungan yang
akan diperoleh, maka keberhasilan pengembangan produk baru ini belum tercermin
dalam harga saham. Oleh karena itu perusahaan lebih baik menggunakan
hutang untuk membiayai produk baru tersebut dan menunggu hingga keuntungan atas produk baru tersebut cukup, tercermin
pada harga saham yang lebih tinggi. Setelah itu perusahaan
dapat mengeluarkan saham dan sebagian dari penjualan saham tersebut dapat dipergunakan untuk membayar kembali hutang
perusahaan.
No comments:
Post a Comment